Inti dari masjid tempat yang
sangat istimewa tapi kecil itu bernama ar-Rawdah an-Nabawiyah, yang membentang
dari makam Rasulullah ﷺ ke tempat mimbarnya. Peziarah berusaha untuk mengunjungi dan
berdoa di ar-Rawdah, karena ada penjelasan bahwa permohonan dan doa diucapkan
di sini tidak pernah ditolak.
Masuk ke ar-Rawdah tidak lah
mudah (terutama selama musim haji), sebagai daerah kecil dapat memuat hanya
beberapa ratus orang. Ar-Rawdah memiliki dua gateway kecil dijaga oleh polisi
Saudi. Mimbar marmer saat ini dibangun oleh Dinasti Utsmani. Mimbar asli jauh
lebih kecil dari yang ada sekarang, dan dibangun dari kayu pohon kelapa, bukan
marmer. Ar-Rawdah an-Nabawiyah dianggap bagian dari Jannah (Surga atau surga).
Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah ﷺ bersabda:
وَ مَا بَيْنَ بَيْتِى وَ مِنْبَرِى رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الجَنَّةِ وَمِنْبَرِى عَلَى حَوْضِى
Antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari taman-taman surga. Dan mimbarku di atas kolamku (Haud). (Shahih Bukhrai, no. 1888)
Menurut sebagian ulama salaf,
antara mimbar dan rumah Rasul menyerupai taman dari taman-taman surga.
Sedangkan pendapat lain menyakini bahwa “raudhah” tersebut, di Akhirat kelak
benar-benar akan berpindah ke surga. Ulama lain mengatakan, ia bagaikan taman
dari taman-taman surga dalah hal turunya rahmat dan tercapainya kebahagiaan. (Akhbar Madinah al-Rasul li Ibn al-Najjar,
h.389)
Pengertian Raudah sebagai ‘taman surga’ pada hadis di atas
terdapat beberapa pendapat para ahli, antara lain adalah sebagai berikut :
- Bahwa Allah SWT menurunkan rahmatNya dan berbagai kebahagian ditempat itu, karena di tempat itu dilakukan zikir dan ritual kepada Allah SWT, yang karenanya tentu saja dijanjikan surga.
- Tempat itu kelak setelah kiamat benar-benar akan dipindahkan oleh Allah SWT ke surga, hingga ia menjadi bagian dari taman surga yang hakiki.
- Orang-orang yang pernah berdo’a di Raudah akan melihatnya di surga.
Luas Raudhah dari arah Timur ke
Barat sepanjang 22 m dan dari Utara ke Selatan sepanjang 15 m.
Lokasi ‘taman surga’ ini
merupakan bagian dari shaf laki-laki, hanya terbuka untuk perempuan di jam
tertentu, saat dhuha dan setelah shalat dhuhur. Bukan hal yang mudah untuk bisa
memasuki Raudhah. Upaya lainnya adalah usahakan datang ke mesjid pada awal
pintu mesjid dibuka. Dengan demikian mempunyai waktu cukup untuk melaksanakan
salat Tahajud, salat Tasbih, dan salat Fajar serta melakukan zikir atau membaca
Alquran.
0 Komentar untuk "Raudhah"